Monday, August 9, 2010

Kuasa Supaya Menjadi Anak-anak Allah

Exocia (noun) - Eksusia, privilege; hak istimewa.

Exocian (noun) -  orang yang memiliki hak istimewa.




Dalam Yoh 1:12 untuk kata "kuasa" dalam teks aslinya digunakan kata eksusia, exocia. Kata ini lebih tepat diartikan sebagai "hak istimewa" (privilege). Selain exocia, dalam teks Yunani terdapat kata lain yang juga berarti kuasa, yaitu dunamis. Tetapi dunamis, yang merupakan asal kata dinamit, lebih menggambarkan "sesuatu yang menggerakkan atau mendorong." Oleh sebab itu dunamis dapat pula diterjemahkan sebagai "daya" (power).

Banyak orang mengacaukan pengertian kata "kuasa" dalam Alkitab akibat mencampuradukkan exocia dan dunamis. Untuk ini, mau tidak mau kita harus memeriksa teks aslinya, sebab ketidakjelasan makna aslinya berdampak cukup signifikan. Dengan mengetahui exocia (hak) berkenaan dengan sesuatu yang harus direspon secara bertanggung jawab dan berkesinambungan, maka kita akan dapat lebih giat meresponinya dengan bijaksana. Kalau kita mengerti exocia adalah fasilitas, maka kita lebih bisa membawa diri sebaik-baiknya dalam memanfaatkannya.

Hak istimewa yang diberikan Tuhan Allah...

1. Kita memiliki jaminan pemeliharaan Tuhan Allah yang sempurna sehubungan dengan kebutuhan jasmani. Kita akan dipelihara lebih dari burung di udara dan bunga di padang (Mat 6:25-33). Oleh sebab itu kita tidak perlu kuatir dan menjadi serakah, sebab kita percaya Tuhan Allah memelihara kita dengan sempurna kalau kita mendahulukan Kerajaan-Nya.

2. Kita diberi Roh Kudus yang menjadi pendamping (parakletos) yang menuntun kita kepada kebenaran (Yoh 14:15-31 ; 16:4-15). Untuk ini kita harus membuka diri kepada pimpinan-Nya.

3. Kita diberi Firman Tuhan Allah yang menghasilkan kelahiran baru dan terus memberi pembaruan di dalam pikiran (metanoia) , makanan rohani yang menumbuhkan kodrat illahi dalam diri kita. Tanpa Firman, tidak akan ada pertobatan, tidak ada kelahiran baru dan pembaruan menuju kesempurnaan.

4. Tuhan Allah turut bekerja dalam segala hal untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yang mengasihiNya (Roma 8:28). Supaya menjadi anak-anak Allah, tidak cukup kita hanya mendengar Firman, tetapi kita juga harus mengalami segala peristiwa hidup yang menjadi sarana Tuhan mengubah karakter kita. Itulah pelajaran dalam sekolah kehidupan...

Solagracia!
dikutip dari renungan harian Truth 6 Agustus 2010  (Erastus Sabdono - Rehobot ministry)